Lihatlah ke Bawah Untuk Selalu Mensyukuri Nikmat-Nya (Part 2)
Berjuta kenikmatan yang tak terhingga telah
dikaruniakan kepada kita, kehidupan, kesehatan, jabatan, kekayaan,
kenikmatan, tak lepas dari berkah dari-Nya. Ucapan seloroh kita Tuhan
tidak adil, kenapa saya dilahirkan dalam keadaan miskin, kenapa saya
tidak mempunyai mobil, kenapa orang tua saya tidak mampu memberikan
rumah yang mewah. Hmmm,,,betapa banyak sekali kita mengeluhkan segala
kekurangan kita, sedikit bersyukur apa yang telah kita dapatkan lebih
dari segala kekurangan itu.
Berkaca pada tayangan reality show yang ditayangkan sebuah stasiun tv
swasta, dan terlepas dari kontroversi nyata atau cuma skenario untuk
menaikkan rating tapi kita perlu mengambil hikmah dari tayangan
tersebut. Dimana keikhlasan seseorang dalam memberikan bantuan tanpa ada
rasa pamrih diuji, berbagai cara digunakan tim kreatif untuk menguji
kejujuran orang yang dimintai bantuan. Tak banyak juga yang membantu
mengharapkan imbalan setelah mengetahui ada kamera yang merekamnya.
Tetapi keikhlasan tidak pernah mati, masih banyak orang yang ikhlas mau
menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Dengan keikhlasan memberikan
apa yang dimiliki untuk membantu meringankan beban sesama. Hadiah berupa
uang hanyalah sebuah balasan kecil di duniawi, balasan yang sangat
besar kita dapatkan di akhirat kelak. Balasan yang tak kan pernah kita
hitung berapa besarnya, sungguh nikmat Allah yang kuasa.
Kadang kita berpikir, ahh cuma hadiah uang segitu aja udah
nangis-nangis ampe pingsan lagi,,,mungkin ada yang berpikir dalam hati
seperti itu. Rejeki tidak dapat dihitung berapa besarnya jumlah rupiah
yang kita dapat, tetapi rejeki itu sangat besar artinya jika kita
membutuhkan. Milyaran bahkan trilyunan rupiah yang kita dapatkan tetapi
kita tidak merasa mensyukuri pasti akan terasa kecil dan tidak berharga.
Tetapi apabila kita mensyukuri nikmatNya sekecil apapun rejekinya pasti
akan terasa besar manfaatnya.
Keluhan, umpatan tak jarang kita biasa ucapkan atas apa yang kita
dapatkan, mengeluh akan kemiskinan, mengeluh akan harta, mengeluh akan
segala kekurangan yang kita miliki. Tetapi disaat kita mendapatkan
rejeki terkadang kita lupa untuk mengucap syukur sebagai rasa terima
kasih akan rejeki yang datang itu. Rasa bangga dan lupa akan terima
kasih masih sering memenuhi emosi kita dalam menerima sedikit rejeki
dari yang kuasa, merasa diri kita yang mengusahakan sendiri rejeki itu
datang, tidak ingat bahwa rejeki yang datang itu karena kehendak-Nya.
Berapapun rejeki yang kita dapatkan itu adalah anugerah yang
diberikan Allah kepada hambaNya yang senantiasa mensyukuri nikmatNya.
Kebahagian tidak diukur dari berapa banyak materi yang kita punya
melainkan berapa banyak kita mensyukuri nikmatNya. Semakin kita
mensyukuri nikmatNya kita akan merasa betapa adil, bijaksana, dan murah
hatinya pencipta kita ini. Keluh kesah selama ini yang kita selalu
sesalkan akan keadaan diri kita tidak akan pernah lagi kalau kita
mensyukuri dan berterima kasih kepadaNya.
Alangkah bijaksananya kita untuk selalu introspeksi diri dengan
melihat ke bawah, melihat betapa beruntungnya diri kita, betapa
berharganya kita di mata pencipta. Jangan lupa kita untuk melihat ke
bawah mengintrospeksi diri akan kenikmatan yang kita miliki, berbagilah
dengan sesamanya karena apa yang kita punya hanya sekedar titipan yang
menghiasi indahnya dunia yang tidak akan terbawa di akhirat kelak.
Melihat kondisi orang yang dibawah kita bukan berarti membuat kita
sombong tetapi membuat kita akan lebih mengingat saudara kita yang
kurang beruntung dari kita, bantuan sedikit apapun akan sangat berarti
bagi mereka. Tak lupalah diri kita juga untuk menatap ke atas melihat
masa depan yang terbentang luas menanti kita untuk menggapainya.
Janganlah kita berdiam diri menunggu rejeki, rejeki tidak datang begitu
saja, mari jemput rejeki kita dari jalan yang telah diperintahkan-Nya.
Tataplah ke depan untuk mengejar cita-cita, tak lupalah kita melihat ke bawah untuk selalu mensyukuri nikmat dan karuniaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar