Selasa, 24 September 2013

LIHATLAH KE BAWAH UNTUK SELALU MENSYUKURI NIKMAT-NYA

Lihatlah ke Bawah Untuk Selalu Mensyukuri Nikmat-Nya (Part  2)

Berjuta kenikmatan yang tak terhingga telah dikaruniakan kepada kita, kehidupan, kesehatan, jabatan, kekayaan, kenikmatan, tak lepas dari berkah dari-Nya. Ucapan seloroh kita Tuhan tidak adil, kenapa saya dilahirkan dalam keadaan miskin, kenapa saya tidak mempunyai mobil, kenapa orang tua saya tidak mampu memberikan rumah yang mewah. Hmmm,,,betapa banyak sekali kita mengeluhkan segala kekurangan kita, sedikit bersyukur apa yang telah kita dapatkan lebih dari segala kekurangan itu.

Berkaca pada tayangan reality show yang ditayangkan sebuah stasiun tv swasta, dan terlepas dari kontroversi nyata atau cuma skenario untuk menaikkan rating tapi kita perlu mengambil hikmah dari tayangan tersebut. Dimana keikhlasan seseorang dalam memberikan bantuan tanpa ada rasa pamrih diuji, berbagai cara digunakan tim kreatif untuk menguji kejujuran orang yang dimintai bantuan. Tak banyak juga yang membantu mengharapkan imbalan setelah mengetahui ada kamera yang merekamnya. Tetapi keikhlasan tidak pernah mati, masih banyak orang yang ikhlas mau menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Dengan keikhlasan memberikan apa yang dimiliki untuk membantu meringankan beban sesama. Hadiah berupa uang hanyalah sebuah balasan kecil di duniawi, balasan yang sangat besar kita dapatkan di akhirat kelak. Balasan yang tak kan pernah kita hitung berapa besarnya, sungguh nikmat Allah yang kuasa.

Kadang kita berpikir, ahh cuma hadiah uang segitu aja udah nangis-nangis ampe pingsan lagi,,,mungkin ada yang berpikir dalam hati seperti itu. Rejeki tidak dapat dihitung berapa besarnya jumlah rupiah yang kita dapat, tetapi rejeki itu sangat besar artinya jika kita membutuhkan. Milyaran bahkan trilyunan rupiah yang kita dapatkan tetapi kita tidak merasa mensyukuri pasti akan terasa kecil dan tidak berharga. Tetapi apabila kita mensyukuri nikmatNya sekecil apapun rejekinya pasti akan terasa besar manfaatnya.

Keluhan, umpatan tak jarang kita biasa ucapkan atas apa yang kita dapatkan, mengeluh akan kemiskinan, mengeluh akan harta, mengeluh akan segala kekurangan yang kita miliki. Tetapi disaat kita mendapatkan rejeki terkadang kita lupa untuk mengucap syukur sebagai rasa terima kasih akan rejeki yang datang itu. Rasa bangga dan lupa akan terima kasih masih sering memenuhi emosi kita dalam menerima sedikit rejeki dari yang kuasa, merasa diri kita yang mengusahakan sendiri rejeki itu datang, tidak ingat bahwa rejeki yang datang itu karena kehendak-Nya.

Berapapun rejeki yang kita dapatkan itu adalah anugerah yang diberikan Allah kepada hambaNya yang senantiasa mensyukuri nikmatNya. Kebahagian tidak diukur dari berapa banyak materi yang kita punya melainkan berapa banyak kita mensyukuri nikmatNya. Semakin kita mensyukuri nikmatNya kita akan merasa betapa adil, bijaksana, dan murah hatinya pencipta kita ini. Keluh kesah selama ini yang kita selalu sesalkan akan keadaan diri kita tidak akan pernah lagi kalau kita mensyukuri dan berterima kasih kepadaNya.

Alangkah bijaksananya kita untuk selalu introspeksi diri dengan melihat ke bawah, melihat betapa beruntungnya diri kita, betapa berharganya kita di mata pencipta. Jangan lupa kita untuk melihat ke bawah mengintrospeksi diri akan kenikmatan yang kita miliki, berbagilah dengan sesamanya karena apa yang kita punya hanya sekedar titipan yang menghiasi indahnya dunia yang tidak akan terbawa di akhirat kelak. Melihat kondisi orang yang dibawah kita bukan berarti membuat kita sombong tetapi membuat kita akan lebih mengingat saudara kita yang kurang beruntung dari kita, bantuan sedikit apapun akan sangat berarti bagi mereka. Tak lupalah diri kita juga untuk menatap ke atas melihat masa depan yang terbentang luas menanti kita untuk menggapainya. Janganlah kita berdiam diri menunggu rejeki, rejeki tidak datang begitu saja, mari jemput rejeki kita dari jalan yang telah diperintahkan-Nya.

Tataplah ke depan untuk mengejar cita-cita, tak lupalah kita melihat ke bawah untuk selalu mensyukuri nikmat dan karuniaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar